Kelebihan dan Kekurangan Informasi Alodokter, Halodoc, HelloSehat, dkk
Di zaman digital ini, kita semua adalah mahasiswa di Universitas Google. Kalau kita mengalami keluhan sakit, hal pertama yang kita lakukan adalah googling mencari tahu obatnya. Sekarang sebagian besar pertanyaan kesehatan sudah ada jawabannya di internet. Mulai dari soal panu hingga kanker.
Di Google Indonesia, ada beberapa website yang merajai hasil pencarian kesehatan, antara lain Halodoc, Alodokter, HelloSehat, SehatQ, KlikDokter, HonestDocs, Doktersehat. Kalau kita memasukkan kata kunci nama obat, Google selalu menempatkan situs-situs tersebut di halaman pertama hasil pencarian.
Situs-situs ini berisi aneka informasi kesehatan. Ditulis langsung oleh dokter. Atau ditulis oleh sarjana kesehatan lalu di-review oleh dokter. Intinya, situs-situs ini memang kredibel. Informasinya bisa dipercaya.
Ini adalah kemajuan yang sangat bermakna bagi literasi kesehatan di Indonesia. Dulu sebelum ada aneka startup kesehatan ini, rekomendasi Google sulit dipercaya. Halaman pertama hasil pencarian didominasi oleh situs-situs komersial yang tidak ditulis oleh dokter atau sarjana kesehatan. Mereka menang di Google hanya karena ahli di bidang Search Engine Optimization (SEO).
Kelebihan Informasi Halodoc dkk
Karena ditulis dan di-review oleh dokter, informasi di situs-situs tersebut tepercaya. Tidak perlu diragukan lagi. Dokter-dokter itu sangat hati-hati memberikan informasi. Tidak seperti website kesehatan abal-abal yang asal tulis saja menggunakan aplikasi Spinner (pengolah tulisan copy-paste supaya tidak masuk kategori plagiasi).
Kelebihan lain, informasinya sangat lengkap. Hampir seperti ensiklopedia. Sebab di kalangan startup kesehatan itu ada kompetisi ketat memperebutkan rekomendasi Google. Tidak hanya memperebutkan halaman satu, tapi nomor satu. Kita memasukkan kata kunci nama obat apa saja hampir pasti ada artikelnya.
Dari sekian banyak startup kesehatan ini, Halodoc dan Alodokter adalah yang paling banyak direkomendasikan oleh Google. Beberapa website lain memang sering nangkring di nomor satu pencarian Google tapi kadang informasinya berupa terjemahan mentah-mentah artikel berbahasa Inggris. Biasanya terjemahan dari artikel kesehatan di Amerika yang memang merajai page one Google internasional.
Kelemahan Informasi Halodoc dkk
Salah satu kelemahan utama adalah bahasanya. Walaupun artikel-artikel itu ditujukan untuk pembaca umum, pada dokter penulis itu masih belum bisa melepaskan diri dari istilah-istilah medis yang rumit.
Contoh: sebagian besar kita tentu tahu obat alergi CTM. Tapi kita mungkin tidak paham istilah “antihistamin”. Kita semua paham biduran. Tapi kita mungkin tidak paham “urtikaria”. Para dokter sering sekali menggunakan istilah-istilah khas medis ini saat menjelaskan topik alergi.
Kelemahan lain kadang informasinya tidak bisa relevan dengan kondisi riil. Ini terutama kalau artikel tersebut adalah terjemahan mentah-mentah dari artikel Amerika, Sebagai contoh, banyak sekali artikel kesehatan yang merekomendasikan tea tree oil. Situs-situs berbahasa Indonesia biasanya bingung menerjemahkan kata ini. Ada yang menerjemahkannya bulat-bulat sebagai “minyak pohon teh”. Padahal ini tidak ada hubungannya dengan teh yang kita kenal.
Tea tree oil memang populer di Amerika tapi di negara kita tidak. Tea tree oil ini adalah minyak sejenis minyak kayu putih. Memang keduanya berbeda tapi dihasilkan oleh tanaman yang masih satu keluarga. Kandungan minyak keduanya mirip.
Contoh lain, banyak artikel kesehatan Amerika yang membahas tentang interaksi obat dengan grapefruit. Grapefruit adalah buah jeruk yang mirip jeruk bali. Di Amerika, sari buah jeruk ini memang populer sebagai minuman tapi di sini tidak. Sari jeruk grapefruit ini bisa mengganggu penyerapan banyak jenis obat.
Persoalannya, grapefruit tidak dikonsumsi oleh sebagian besar orang Indonesia. Jeruk yang biasa kita konsumsi adalah jeruk manis. Dan ini berbeda dengan grapefruit karena sari buahnya tidak mengganggu penyerapan obat. Karena di sini jus grapefruit tidak populer, masalah interaksi obat dengan sari buah ini juga praktis tidak signifikan.
Ringkasnya, banyak artikel kesehatan yang “tidak begitu Indonesia”. Bahkan ada artikel yang merekomendasikan merek obat yang hanya ada di Amerika.
Alternatif Informasi Obat
Di luar situs-situs startup kesehatan di atas, sebetulnya ada banyak alternatif website kesehatan lain. Kuantitas artikelnya memang tidak mungkin bisa sebanyak Halodoc dkk yang pendanaannya miliaran sampai triliunan rupiah. Tapi situs-situs kecil ini bisa mengisi ruang yang menjadi kelemahan para startup di atas.
Salah satunya adalah Efeksamping.net. Situs informasi obat ini ditulis oleh apoteker dengan bahasa awam yang mudah dipahami. Bahkan lulusan SMP pun bisa memahaminya. Di sini tidak ada istilah-istilah textbook kuliah seperti antihistamin atau urtikaria. Informasinya “Indonesia banget” karena berdasarkan kasus riil di lapangan.
Tentu saja Efeksamping.net belum bisa dibandingkan dengan Halodoc dkk. Sebab situs ini memang sekadar buku saku. Bukan ensiklopedia.