Banyak sekali kasus sakit telinga terjadi karena kita gabut. Kurang kerjaan, mengorek-ngorek telinga, akhirnya infeksi. Padahal liang telinga adalah “daerah terlarang”. Tidak boleh dikorek-korek, baik itu dengan kelingking, cotton bud, maupun alat pengorek, tak peduli alatnya buatan Cina, Korea, atau Jepang.
Lha telinga rasanya tidak enak, gimana dong? Banyak cukil batunya.
Mengorek telinga itu seperti ngupil. Tidak ada manfaatnya. Banyak mudaratnya. Seandainya kita seumur hidup tidak ngupil, apakah akan ada masalah? Sama sekali tidak ada. Upil akan jatuh sendiri tanpa kita sadari. Kalau jari kita masuk ke liang hidung, justru itu bisa menyebabkan infeksi.
Begitu pula cukil batu (tahi kuping). Seumur hidup kita tidak perlu mengorek telinga. Tanpa kita sadari, ketika kita mengunyah makanan, gerakan rahang akan secara sedikit demi sedikit mendorong tahi kuping keluar. Kita cukup membersihkan bagian luar lubang telinga saja. Tidak perlu memasukkan apa-apa ke dalam liangnya.
Tuhan menciptakan jari kelingking tidak untuk dimasukkan ke dalam liang hidung atau telinga! Camkan itu, Jamilah! Masak, cantik-cantik kok ngupil. Cantik-cantik kok ngorek kuping.
Gimana dong kalau kuping sudah telanjur sakit? Kita bisa menggunakan obat-obat tetes telinga, mulai dari yang ringan dulu.
Pembersih tahi telinga
Tahi telinga isinya lemak. Agar larut, kita bisa menggunakan minyak. Tidak harus obat apotek. Kita bisa menggunakan baby oil atau minyak zaitun. Bahkan minyak goreng biasa pun bisa. Cukup diteteskan begitu saja. Cukup dua tetes saja. Setelah ditetesi, tidak perlu dikorek. Tiap kali rahang kita bergerak, tahi kuping yang sudah encer ini akan didorong keluar.
Kalau tahi kupingnya keras dan banyak, kita bisa menggunakan obat apotek, misalnya merek Vital atau Forumen. Obat ini bisa dibeli tanpa resep. Vital berisi minyak. Forumen berisi dokusat. Sama-sama untuk melunakkan tahi kuping.
Kalau tahi kuping sampai menutup liang telinga dan mengganggu pendengaran, segera ke dokter. Percuma kita korek. Ini justru bisa membuat tahi telinga masuk ke dalam dan menjadi lebih padat.
Obat untuk infeksi, radang, dan nyeri
Kalau sampai terjadi infeksi, sakit telinga biasanya disertai dengan nyeri dan keluarnya cairan mirip nanah (congek). Untuk kasus seperti ini obat golongan pertama di atas tidak bisa mengatasi. Perlu antibiotik. Tapi obat ini bukan obat bebas. Harus konsultasi ke dokter. Antibiotik yang biasa dipakai di tetes telinga misalnya kloramfenikol, neomisin, ofloxacin.
Antibiotik ini kadang dikombinasikan dengan anti-radang, misanya hidrocortison dan fludrocortisone. Kadang dikombinasikan dengan pemati rasa untuk menghilangkan nyerinya, misalnya lidocain dan benzocain.
Contoh merek kategori ini: Tarivid Otic, Erlamycetin, Reco, Ramicort, Otozambon, Otopraf, Otopain, Otolin, Nelicort, Erphacort, Colme, Akilen.
Cara mencegah sakit telinga
Infeksi telinga bisa berasal dari luar telinga, bisa juga berasal dari hidung dan tenggorokan. Sebab ada terowongan yang menghubungkan antara telinga dan hidung-tenggorokan. Jadi, kuman bisa menyerang telinga dari lubang hidung. Maka pencegahan harus dilakukan dari luar telinga maupun dalam telinga.
Selain tidak mengorek telinga, kita juga harus mencegah sakit infeksi di saluran nafas. Bahkan flu pun bisa menularkan infeksi virus ke telinga.
Sakit telinga juga sering terjadi pada anak-anak yang ngedot susu. Sebab biasanya mereka ngedot sambil tiduran. Sehingga susu bisa masuk ke terowongan yang menghubungkan telinga dan hidung. Bisa menyebabkan infeksi. Untuk mencegahnya, usahakan kalau sedang ngedot, posisi anak tegak supaya susu langsung turun ke perut.